Rosella merupakan tumbuhan semusim, jadi hanya mengalami satu kali
masa produktif. Sebaiknya rosela ditanam secara khusus tanpa diselingi tanaman
lain untuk mengoptimalkan hasil panen. Kelopak bunga rosela dimanfaatkan
sebagai bahan makanan yakni sirup ,selai atau tambahan pada puding. Kelopak
bunga rosela bermanfaat sebagai antioksidan karena kandungan vitamin C (asam
askorbat) antosianin, serat dan protein. Selain itu bijinya dapat dijadikan
minuman kesehatan seperti kopi dengan rasa yang khas dan nikmat.
1. Media Tanam
a. Lahan terbuka
Dibuat alur/bedengan setinggi 15-20 cm. Tanah diberi pupuk kandang 2 kg/10 m2.
Jarak tanam 1 x 1 meter. Jika tanah subur maka rosela umumnya tumbuh setinggi 2-3 m dan lebar tajuk 1-1,5 m.
b. Polibag/pot
Untuk lahan yang sangat terbatas bisa menggunakan polibag dengan hasil tanam yang terbatas, biasanya tinggi pohon hanya mencapai 40 - 70 cm. Media polibag juga dapat dijadikan media penyiapan benih hingga berumur 1 bulan (15 - 20 cm).
2. Pembenihan (skala kecil/pemula)
Biji dibuat kecambah dengan cara direndam dalam air selama 24 jam dan ditutup dengan kapas basah selama 2-3 hari. Tanamlah biji yang telah menjadi kecambah langsung pada lahan yang telah disiapkan atau polibag. Basahi kapas setiap hari hingga semua biji berkecambah atau menyisakan biji tidak dapat berkecambah (biasanya sekitar 10 hari). Cara ini mengurangi kemungkinan rusaknya buji oleh serangga tanah atau pembusukan jika ditanam langsung, cara ini kurang efektif untuk penanaman skala besar.
3. Perawatan
Umur 1-2 bulan tanaman diberi pupuk urea:NPK (4:3) 10-25 gram/pohon.
Untuk penanganan hama (biasanya ulat daun, belalang, kutu) gunakan pestisida organik, bisa dibuat sendiri dengan menggunakan sambiloto (Andrographidis paniculata) dan daun mimba (Azadirachta indica), caranya daun sambiloto dan mimba segar (atau kering) ditumbuk dan dicampur air (100 gram dalam 5 L air) disaring lalu disemprotkan ke seluruh bagian tanaman. Pada saat rosela berbunga (umur 3-4 bulan) memerlukan air yang lebih sedikit dan sinar matahari yang cukup untuk memaksimalkan kualitas dan kuantitas bunga.
4. Panen dan Pascapanen
Kelopak rosela dapat dipanen saat biji telah tua (3-4 minggu) yang ditandai dengan kulit
pembungkus biji majemuk yang berwarna coklat dan sedikit terbuka/membelah. Pemetikan dilakukan dengan gunting atau pisau karena kelopak sulit dipetik dengan tangan tanpa bantuan alat, juga untuk menghindari rusaknya batang. Pemanenan dapat dilakukan 3-4 kali (selang 1-2 minggu) lalu jika tanaman sudah tak lagi berbunga dicabut dan diganti dengan pohon rosela yang baru. Kelopak yang telah dipetik dikumpulkan dan dicuci dengan air bersih lalu dijemur pada pukul 9.00-11.00 atau 14-16.00 selama 3 hari. Kelopak yang berkualitas memiliki aroma sitrus yang khas saat telah kering dan saat direndam dengan air panas (100 oC) warna merah dan rasa asamnya cepat larut. Setiap pohon dapat menghasilkan bunga 200-1000 gram kelopak basah atau 20-100 gram kelopak kering dan biji kering 2-3 kali bobot kelopak.
Sumber : http://budidaya-rosella.blogspot.com/
1. Media Tanam
a. Lahan terbuka
Dibuat alur/bedengan setinggi 15-20 cm. Tanah diberi pupuk kandang 2 kg/10 m2.
Jarak tanam 1 x 1 meter. Jika tanah subur maka rosela umumnya tumbuh setinggi 2-3 m dan lebar tajuk 1-1,5 m.
b. Polibag/pot
Untuk lahan yang sangat terbatas bisa menggunakan polibag dengan hasil tanam yang terbatas, biasanya tinggi pohon hanya mencapai 40 - 70 cm. Media polibag juga dapat dijadikan media penyiapan benih hingga berumur 1 bulan (15 - 20 cm).
2. Pembenihan (skala kecil/pemula)
Biji dibuat kecambah dengan cara direndam dalam air selama 24 jam dan ditutup dengan kapas basah selama 2-3 hari. Tanamlah biji yang telah menjadi kecambah langsung pada lahan yang telah disiapkan atau polibag. Basahi kapas setiap hari hingga semua biji berkecambah atau menyisakan biji tidak dapat berkecambah (biasanya sekitar 10 hari). Cara ini mengurangi kemungkinan rusaknya buji oleh serangga tanah atau pembusukan jika ditanam langsung, cara ini kurang efektif untuk penanaman skala besar.
3. Perawatan
Umur 1-2 bulan tanaman diberi pupuk urea:NPK (4:3) 10-25 gram/pohon.
Untuk penanganan hama (biasanya ulat daun, belalang, kutu) gunakan pestisida organik, bisa dibuat sendiri dengan menggunakan sambiloto (Andrographidis paniculata) dan daun mimba (Azadirachta indica), caranya daun sambiloto dan mimba segar (atau kering) ditumbuk dan dicampur air (100 gram dalam 5 L air) disaring lalu disemprotkan ke seluruh bagian tanaman. Pada saat rosela berbunga (umur 3-4 bulan) memerlukan air yang lebih sedikit dan sinar matahari yang cukup untuk memaksimalkan kualitas dan kuantitas bunga.
4. Panen dan Pascapanen
Kelopak rosela dapat dipanen saat biji telah tua (3-4 minggu) yang ditandai dengan kulit
pembungkus biji majemuk yang berwarna coklat dan sedikit terbuka/membelah. Pemetikan dilakukan dengan gunting atau pisau karena kelopak sulit dipetik dengan tangan tanpa bantuan alat, juga untuk menghindari rusaknya batang. Pemanenan dapat dilakukan 3-4 kali (selang 1-2 minggu) lalu jika tanaman sudah tak lagi berbunga dicabut dan diganti dengan pohon rosela yang baru. Kelopak yang telah dipetik dikumpulkan dan dicuci dengan air bersih lalu dijemur pada pukul 9.00-11.00 atau 14-16.00 selama 3 hari. Kelopak yang berkualitas memiliki aroma sitrus yang khas saat telah kering dan saat direndam dengan air panas (100 oC) warna merah dan rasa asamnya cepat larut. Setiap pohon dapat menghasilkan bunga 200-1000 gram kelopak basah atau 20-100 gram kelopak kering dan biji kering 2-3 kali bobot kelopak.
Sumber : http://budidaya-rosella.blogspot.com/
PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA BUNGA ROSELA
Budidaya Tanaman Rosella(Dimuat dalam Tabloid Peluang Usaha 7-20 Mei 2007 )
Menurut Dewani, produsen de Rosella Tea, tidak terlalu sulit melakukan budidaya tanaman Rosella (Hibiscus
Sabdariffa). Hanya dibutuhkan lahan gembur, bibit, polybag, dan pupuk kompos.Jarak panennya pun terbilang cepat
yaitu 4 bulan dari sejak tanam. Bibit Rosella sendiri dapat dibeli di Dinas Pengembangan dan Penelitian Departemen
Pertanian dengan harga bibit sebesar Rp. 200 ribu/ ons yang berisi sekitar 3.300 biji yang nantinya setiap biji/pohon
menghasilkan 2 kg Rosella basah. Padahal harga jual Rosella siap konsumsi (sudah dikeringkan) mampu menembus
angka Rp. 300 ribu/kg. Tak heran, dengan lahan seluas 1 ha di desa Pasir Datar 4 Cikukulu, Sukabumi, Dewani mampu
meraup omset penjualan hinggaRp 75 juta/bulan.
Berikut ini adalah Cara Budidaya Tanaman Rosella:
1. Persiapan Benih
- · Benih tanaman Rosella berasal dari bijinya. Untuk membuat benih, pertama-tama biji dikeringkan selama 4 hari.
Setelah benih tersebut kering, biji kemudian disemai pada tanah gembur.
- · Setelah disemai selama 2 minggu (atau tumbuh pohon setinggi 7 cm) kemudian dimasukkan ke Polybag.
- · Setelah di-polybag, biarkan pohon tumbuh mencapai 20 cm sebelum akhrnya dimasukkan ke lahan yang sudah
disiapkan.kebunku bibit bunga rosela
2. Persiapan Lahan. Sebelum tanah diolah perlu diberikan pupuk kandang dengan jumlah kurang lebih
50 karung untuk lahan 1.000 m2. Rosella dapat tumbuh di daerah tropis/sub tropis dengan ketinggian 0 – 900 m
dpl, cukup pengairan dan sinar matahari. Cara tanam: bisa sejajar, bisa juga salin silang, dengan jarak tanam 1 x 1 m.
Setiap lubang ditanam dengan 2 biji Rosella. Untuk penanaman dilakukan pada musim penghujan dengan harapan
setelah panen sudah masuk musim kemarau.
3. Perawatan. Perawatan Rosella terbilang mudah, asal cukup air dan sinar matahari matahari, namun demikian perlu
diingat bahwa air tidak boleh mengenang, agar akar Rosella tidak membusuk. Sebaiknya setelah ditanam, Rosella
disiram sehari sekali setiap sore hari.
4. Hama Tanaman. Hama utama yang :nyerang Rosella. adalah Nematoda (Heterodera rudicicola) yang menyerang
batang dan akar, sementara hama lainnya adalah belalang.
5. Panen. Hasil panen Rosella untuk 1 ha, adalah kurang lebih 200-250 kg kering. Kelopak Rosella yang sudah masak
dipanen secara manual, dipetik dengan menggunakan gunting besi kemudian dipisahkan antara kelopaknya dengan
bijinya. Keringkan dengan menjemur di bawah terik matahari selama 4 – 6 hari atau dengan menggunakan oven
yang baik dan benar pada saat musim hujan. Rosella dapat dipanen setiap 2 minggu.
Rosela,rosella, asam paya, asam kumbang dan asam
susur atau Hisbiscus sabdariffa, adalah spesies bunga
yang berasal dari benua Afrika. Mulanya bunga yang juga cantik untuk dijadikan
penghias halaman rumah itu diseduh sebagai minuman hangat di musim dingin dan
minuman dingin di musim panas. Di negeri asalnya, Afrika, rosela
dijadikan selai atau jeli. Itu diperoleh dari serat yang terkandung dalam
kelopak rosela, sementara di Jamaika, dibuat salad buah yang dimakan mentah. Ada kalanya
juga dimakan dengan kacang tumbuk atau direbus sebagai pengisi kue sesudah dimasak
dengan gula. Di Mesir, rosela diminum dingin pada musim panas dan diminum panas
saat musim dingin. Di Sudan, menjadi minuman keseharian dengan campuran garam,
merica, dan tetes tebu. Minuman itu juga menghilangkan efek mabuk dan mencegah
batuk. Tak jarang, rosela juga dimanfaatkan untuk diet, penderita batuk, atau diabetes
gunakan gula rendah kalori seperti gula jagung. Selain itu, bubuk biji bunga
rosela juga dapat dijadikan campuran minuman kopi.
Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan nama rosela
atau rosella sedangkan di Australia, rosela ini dikenal sebagai rosella
atau buah rosella (rosella fruit). Di belahan dunia lain rosela dikenal
dengan cannabinus hibiscus juga dikenal sebagai meśta / meshta
di India , Tengamora
di Assam, Gongura
dalam bahasa Telugu, Pundi di Kannada, LalChatni
atau Kutrum di Mithila, Mathipuli di Kerala, dagu
baung di Myanmar,
krajeab (กระเจี๊ยบ) di Thailand, bissap
di Senegal, Guinea
Bissau, Mali, Burkina
Faso, Ghana, Benin, Niger, Kongo dan Perancis, dah
atau dah bleni di bagian lain dari Mali , wonjo di Gambia, zobo
di barat Nigeria,
Zoborodo di Nigeria Utara, Chaye-Torosh di Iran, karkade (كركديه) oleh bangsa Arab seperti di Mesir, Arab Saudi,
dan Sudan, omutete
di Namibia, sorrel
di Karibia dan
di Amerika
Latin, Flor de Jamaica di Meksiko, Saril
di Panama, rosela,
rosella, roselle, asam paya atau asam susur di Malaysia.
Bangsa Cina menyebutnya dengan 洛神花 (Luo Shen Hua). Di
Zambia dalam
bahasa ciBemba tanaman disebut lumanda,
katolo dalam bahasa kiKaonde, atau Wusi dalam
bahasa chiLunda
a. Persemaian
SebeLum disemaikan, biji direndam seLama satu hari satu
malam LaLu dipilih yang tenggeLam dengan bentuk butiran - butiran yang baik.
Biji dapat Langsung disemaikan pada Lahan persemaian yang sudah dioLah dan
diairi. SeteLah tumbuh maka bisa Langsung dipindah ke ke poLybag ataupun
menunggu cukup besar untuk Langsung dipindah ke Lahan produksi..
b. Persiapan Lahan
Persiapan lahan dilakukan dengan pembajakan tanah secara membujur
dan meLintang. Tanah dicampur pupuk dasar berupa pupuk kandang, Lahan diLarik
dengan jarak antar Larik 1,5 m.
c. Penanaman
Untuk Lahan yang Langsung dari biji makan penanaman diLakukan dengan
ditugaL tiap Lubang tanam diisi 2-3 biji. Sedangkan untuk penanaman bibit yang
telah disemaikan di polybag maka setiap Lubang tanam diisi dengan 1-2 bibit.
d. Pemupukan
Pemupukan pada Lahan sebelum tanam dengan pupuk kandang, sedangkan pada umur 3 dan 7-8 minggu seteLah tanam dipupuk Urea sebanyak 30-40 gram tiap tanaman.
e. Hama dan
Penyakit
Hama dan penyakit yang paling banyak menyerang roseLLe adaLah hama
kutu daun dan penyakit Phytopthora. Penanganannya adaLah dengan penyemprotan
obat anti kutu ataupun berbagai jenis pestisida yang dijuaL bebas di toko-toko
pertanian.
f. Pemeliharaan
Selama pertumbuhan tanaman perLu diwaspadi keberadaan guLma yang
akan berdampak negatif, oLeh karena itu diLakukan penyiangan dengan frekuensi
sesuai kondisi Lahan.
g. Panen
Tanaman roseLLe mulai menghasiLkan bunga pada umur 120
hari dan dapat dipanen secara terus-menerus daLam jangka waktu 3 buLan sebeLum
akhirnya diganti dengan bibit baru. Per batang tanaman roseLLe dapat menghasilkan
1,5 kg bunga basah. Pemanenan menggunakan gunting untuk memotong tangkai bunga,
kemudian diLakukan pemisahan biji. Untuk rendemennya daLam bentuk kering 10%
sesudah dijemur di bawah terik matahari seLama 3-5 hari, yang akhrinya siap
digunakan konsumsi pribadi ataupun dikemas untuk tujuan komersiaL.
h. Produksi
Produksi tanaman roseLLe daLam keadaan normaL setiap hektar mampu
menghasiLkan 2-3 ton keLopak bunga segar tanpa biji atau setara dengan 200-375
kg keLopak bunga kering.
Kandungan gizi keLopak bunga segar tiap 100 gram adaLah sebagai berikut:
- Protein 1,145 gr
- Lemak 2,61 gr
- Serat 12 gr
- KaLsium 1,263 gr
- Fosfor 273.2 mg
- Zat besi 8,98 mg
- MaLic Acid 3,31 %
- Fruktosa 0,82 %
- Sukrosa 0,24 %
- Karotin 0,029 %
- Tiamin 0,117 mg
- Niasin 3,765 mg
- Vitamin C 244,4 mg
Kandungan gizi keLopak bunga segar tiap 100 gram adaLah sebagai berikut:
- Protein 1,145 gr
- Lemak 2,61 gr
- Serat 12 gr
- KaLsium 1,263 gr
- Fosfor 273.2 mg
- Zat besi 8,98 mg
- MaLic Acid 3,31 %
- Fruktosa 0,82 %
- Sukrosa 0,24 %
- Karotin 0,029 %
- Tiamin 0,117 mg
- Niasin 3,765 mg
- Vitamin C 244,4 mg
3.Manfaat Rosella
Khasiat rosela antara lain untuk menurunkan asam urat, Hipertensi,
Diabetes mellitus, memperbaiki metabolisme tubuh,
melangsingkan Tubuh, menghambat sel kanker, mencegah sariawan dan
panas dalam, menambah vitalitas, meredakan batuk, mencegah flu, antioksidan,
antihipertensi, antikanker, antidepresi, antibiotik,
aprodisiak, diuretik (peluruh kencing), sedatif, tonik, dan menurunkan absorpsi
alkohol.
Pemanfaatan kelopak bunga Rosela sudah dikenal dan
diteliti baik oleh pakar kesehatan modern maupun pakar kesehatan tradisional di
berbagai negara di dunia. Kelopak bunga tersebut diketahui mengandung zat-zat
penting yang diperlukan oleh tubuh, seperti vitamin C, vitamin A,
protein esensial, kalsium,
dan 18 jenis asam amino, termasuk arginina dan
legnin yang berperan dalam proses peremajaan sel tubuh.
Secara tradisional, ekstrak kelopak rosela berkhasiat
sebagai antibiotik,
aprodisiak (meningkatkan gairah seksual), diuretik (melancarkan buang air
kecil), pelarut, sedativ (penenang), dan tonik. Sebuah penelitian yang
dilakukan ilmuwan Chung San Medical University di Taiwan, Chau-Jong
Wang, konsumsi rosela digunakan sebagai salah satu cara baru untuk mengurangi
risiko penyakit jantung. Flora ini terbukti secara klinis mampu mengurangi
jumlah plak yang menempel pada dinding pembuluh darah. Tidak hanya itu, rosela
juga memiliki potensi untuk mengurangi kadar kolesterol jahat yang disebut LDL dan lemak dalam tubuh.
Hal ini menunjukkan bahwa rosela juga bermanfaat terhadap penurunan tekanan
darah pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi), membantu program diet
bagi penderita kegemukan (obesitas), melancarkan peredaran darah, menurunkan demam
umum, melancarkan dahak bagi batuk berdahak, dan dapat dimanfaatkan untuk
melancarkan buang air besar.
Ditinjau menurut sudut pandang medis modern
(kedokteran), mengonsumsi olahan kelopak bunga rosela secara teratur
menunjukkan kesetaraan hasil dengan pengobatan modern (farmakologis) pada
beberapa penyakit berikut ini:
1.Sebagai Terapi Hipertensi
Pemberian ekstrak
kelopak rosela yang mengandung 9,6 miligram anthocyanin setiap hari
selama 4 minggu, mampu menurunkan tekanan darah yang hampir sama dengan
pemberian captopril 50 mg/hari. Rosela terstandar tersebut dibuat dari
10 gram kelopak kering dan 0,52 liter air (Herrera-Arellano, 2004).
Terdapat penurunan tekanan darah sistolik sebesar 11,2 % dan tekanan
diastolik sebesar 10,7% setelah diberi terapi teh rosela selama 12 hari pada 31
penderita hipertensi
sedang (Haji Faraji, 1999).
2. Asam Urat dan Kesehatan Ginjal
Tingginya kadar asam urat, kalsium dan natrium dalam
darah secara mekanisme normal tubuh akan dikurangi dengan membuang kelebihan
unsur tersebut melalui ginjal. Jika kondisi demikian dibiarkan berlangsung lama akan
memberatkan kerja ginjal sebagai penyaring darah dalam tubuh. Kondisi ini dapat
memicu kesakitan pada ginjal. Dengan mengonsumsi rosela, ditemukan penurunan kreatinin, asam urat, sitrat,
tartrat, kalsium,
natrium, dan fosfat dalam urin
pada 36 pria yang mengonsumsi jus rosela sebanyak 16-24 g/dl/hari (Kirdpon,
1994).
3.Khasiat Lebih jauh
Rosela diketahui
memiliki kandungan senyawa fenolik yang berfungsi sebagai antioksidan
sebanyak 23,10 mg dalam setiap gram bobot kering kelopak rosela. Sejumlah antioksidan
yang dikandung rosela tersebut memiliki aktivitas 4 kali lebih tinggi dibanding
bubuk kumis kucing. Penelitian yang dilakukan oleh Ir Didah Nur Faridah MSi,
periset Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor,
menunjukkan bahwa kandungan antioksidan yang dimiliki oleh kelopak rosela terdiri
atas senyawa gossipetin, antosianin, dan glukosida hibiscin yang mampu
memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit degeneratif (akibat proses
penuaan) seperti jantung koroner, kanker, diabetes melitus, dan katarak.
Peneliti Faculty
of Agriculture, Kagoshima University, De-Xing Hou menemukan adanya
kandungan delphinidin 3-sambubioside dan cyanidin 3-sambubioside,
antosianin pada rosela yang ampuh mengatasi kanker darah alias leukeimia. Cara
kerjanya adalah dengan menghambat terjadinya kehilangan membran mitokondrial
dan pelepasan sitokrom dari mitokondria ke sitosol. Jika molekul mengandung
elektron seperti guanin DNA terserang, kesalahan replikasi DNA mudah terjadi. Kerusakan
DNA memicu oksidasi
LDL, kolesterol,
dan lipid yang berujung pada penyakit ganas seperti kanker dan jantung koroner.
Namun, antioksidan yang dikandung rosela meredam aksi radikal bebas yang
menyerang molekul tubuh yang mengandung elektron. Secara singkat, adanya
mekanisme tersebut menjelaskan bagaimana antioksidan
yang terdapat dalam kelopak rosela menghambat pertumbuhan sel kanker dan
kejadian penyakit jantung koroner.
Selain hal-hal
yang dikemukakan di atas, rosela juga terbukti dapat menurunkan kadar
trigliserida dan LDL-kolesterol dalam darah. Penelitian terhadap efek kerabat
bunga sepatu itu terhadap kegemukan juga dilakukan oleh Sayago-Ayerdi SG dari Department
of Nutrition, Universidad Complutense de Madrid, Spanyol. Menurut Sayago
rosela mengandung 33,9% serat larut yang membantu meluruhkan lemak. Kendati
demikian,kadar keasaman (pH) seduhan rosela mencapai 3,14 sehingga perlu
diwaspadai reaksi lambung untuk pengidap maag, karena
kemungkinan memiliki efek merugikan.
4. Pengolahan dan Pemanfaatan
Minuman yang
terbuat dari bunga rosela
Kesalahan dalam
pengolahan dan penyimpanan akan berpengaruh terhadap efektifitas kandungan zat
dalam rosela. Tentu saja hal tersebut mampu menurunkan kemanfaatan terhadap
tubuh dan efek dari mengonsumsi rosela seperti yang kita harapkan tidak muncul.
Kerusakan yang berdampak pada hilangnya manfaat kandungan zat aktif dalam
rosela sebenarnya sangat mudah untuk dikenali. Rosela yang telah hilang
kemanfaatannya dikenali melalui warna dari seduhan kelopak rosela. Tidak adanya
warna merah anggur khas rosela dalam seduhannya menunjukkan antosianin
(zat aktif dalam rosela, red.) telah terdegradasi dan khasiatnya pun sudah
tidak ada lagi. Hal ini terjadi pada hasil olahan rosela yang berbentuk sirup
dalam botol kaca bening yang terkena sinar matahari langsung.
1.Teh
Untuk mendapatkan
khasiat terbaik dalam kelopak rosela sebenarnya tidak sulit. Untuk mendapatkan
teh rosela, bunga yang sudah dipetik, dijemur di bawah terik matahari selama
1-2 hari agar memudahkan pemisahan lidah kelopak dengan bijinya. Kemudian cuci
air bersih dan jemur kembali selama 3-5 hari. Remas kelopaknya, jika mudah
menjadi bubuk artinya kadar air telah mencapai 4-5%. Seduh 2-3 g teh rosela
dengan air mendidih hingga larut dan air berubah menjadi kemerahan. Untuk diet,
penderita batuk, atau diabetes gunakan gula rendah kalori seperti gula jagung.
Atau setelah dipisahkan dari bijinya, bunga segar rosela yang telah dicuci
dapat langsung diseduh dengan air panas.
Di Afrika, khususnya
di Sahel, rosela
umumnya digunakan untuk membuat teh manis herbal yang biasa dijual di jalanan.
Bunga-bunga kering dapat ditemukan di pasar-pasar setempat. Teh Rosella juga
cukup mudah dijumpai di Italia, di mana tanaman ini menyebar pada dekade pertama abad
ke-20 sebagai produk khas dari koloni Italia. Di Trinidad dan Tobago di mana banyak diproduksi
bir, di sini memproduksi Shandy Sorrel yaitu minuman teh dikombinasikan
dengan bir.
Di Thailand,
Rosella diminum sebagai teh, diyakini juga mengurangi kolesterol. Hal ini juga
dapat dibuat menjadi anggur, rosella biasanya ditemukan dalam teh herbal yang
dijual di pasaran, khususnya teh yang diiklankan sebagai berry-flavored,
karena rosella bisa memberikan warna merah cerah untuk makanan dan minuman.
2. Selai
Di Afrika, rosela
dijadikan selai atau jeli. Itu diperoleh dari serat yang terkandung dalam
kelopak rosela. Rosela juga bisa dibuat salad buah yang dimakan mentah. Dapat
juga dikonsumsi dengan kacang tumbuk atau direbus sebagai pengisi kue sesudah
dimasak dengan gula. Kerap bisap-sebutan rosela di Senegal
disuguhkan sebagai minuman tradisional saat natal. Caranya, kelopak rosela
dicampur irisan jahe dan gula lalu ditaruh pada teko tembikar. Setelah itu
dididihkan dan diamkan semalam. Disajikan dengan menambahkan es dan rum, ‘Jus’
itu berasa, beraroma, dan berwarna mirip minuman anggur.
3.Sayuran
Dalam masakan Andhra, cannabinus Hibiscus
atau rosella disebut dengan nama Gongura yang secara luas digunakan
sebagai masakan. Daun rosella diolah dengan cara dikukus bersama dengan lentil [3] dan
dikonsumsi sebagai Dal [4] atau
bubur. Masakan
tersebut juga dicampur dengan rempah-rempah
dan dibuat menjadi Pacchadi.
4.Obat
Banyak bagian dari
tanaman juga diklaim memiliki nilai herbal dalam hal obat-obatan. Mereka telah
digunakan untuk tujuan pengobatan seperti Meksiko melalui Afrika, dan juga dari
India hingga menyebar ke Thailand. Rosella dikaitkan dengan obat tradisional
dan dipercaya bisa mengobati beberapa penyakit seperti hipertensi
dan infeksi saluran kemih.
5.Fitokimia (senyawa pada tumbuhan)
Tanaman ini
mengandung antosianin,
asam protosatekuat, asam
askorbat, ekstrak saliks,[5] glikosida cardiac, flavonoid, saponin, alkaloid, sardenoleda,[6] anthocyanins
delphinidin-3-O-sambubioside, cyanidin-3-O-sambubioside,[7]
Rosella kering mengandung flavonoid gossypetin, hibiscetine dan sabdaretine.
Pigmen utama yang sebelumnya dilaporkan sebagai hibiscin telah
diidentifikasi sebagai daphniphylline. Sejumlah kecil myrtillin (delphinidin
3-monoglucoside), Chrysanthenin (cyanidin 3-monoglucoside),
dan delphinidin juga terdapat pada tanaman ini.
Rosela,rosella, asam paya, asam kumbang dan asam
susur atau Hisbiscus sabdariffa, adalah spesies bunga
yang berasal dari benua Afrika. Mulanya bunga yang juga cantik untuk dijadikan
penghias halaman rumah itu diseduh sebagai minuman hangat di musim dingin dan
minuman dingin di musim panas. Di negeri asalnya, Afrika, rosela
dijadikan selai atau jeli. Itu diperoleh dari serat yang terkandung dalam
kelopak rosela, sementara di Jamaika, dibuat salad buah yang dimakan mentah. Ada kalanya juga
dimakan dengan kacang tumbuk atau direbus sebagai pengisi kue sesudah dimasak
dengan gula. Di Mesir, rosela diminum dingin pada musim panas dan diminum panas
saat musim dingin. Di Sudan, menjadi minuman keseharian dengan campuran garam,
merica, dan tetes tebu. Minuman itu juga menghilangkan efek mabuk dan mencegah
batuk. Tak jarang, rosela juga dimanfaatkan untuk diet, penderita batuk, atau diabetes
gunakan gula rendah kalori seperti gula jagung. Selain itu, bubuk biji bunga
rosela juga dapat dijadikan campuran minuman kopi.
Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan nama rosela
atau rosella sedangkan di Australia, rosela ini dikenal sebagai rosella
atau buah rosella (rosella fruit). Di belahan dunia lain rosela dikenal
dengan cannabinus hibiscus juga dikenal sebagai meśta / meshta
di India , Tengamora
di Assam, Gongura
dalam bahasa Telugu, Pundi di Kannada, LalChatni
atau Kutrum di Mithila, Mathipuli di Kerala, dagu
baung di Myanmar,
krajeab (กระเจี๊ยบ) di Thailand, bissap
di Senegal, Guinea
Bissau, Mali, Burkina
Faso, Ghana, Benin, Niger, Kongo dan Perancis, dah
atau dah bleni di bagian lain dari Mali , wonjo di Gambia, zobo
di barat Nigeria,
Zoborodo di Nigeria Utara, Chaye-Torosh di Iran, karkade (كركديه) oleh bangsa Arab seperti di Mesir, Arab Saudi,
dan Sudan, omutete
di Namibia, sorrel
di Karibia dan
di Amerika
Latin, Flor de Jamaica di Meksiko, Saril
di Panama, rosela,
rosella, roselle, asam paya atau asam susur di Malaysia. Bangsa
Cina menyebutnya dengan 洛神花 (Luo Shen Hua).
Di Zambia dalam
bahasa ciBemba tanaman disebut lumanda,
katolo dalam bahasa kiKaonde, atau Wusi dalam
bahasa chiLunda
a. Persemaian
SebeLum disemaikan, biji direndam seLama satu hari satu
malam LaLu dipilih yang tenggeLam dengan bentuk butiran - butiran yang baik.
Biji dapat Langsung disemaikan pada Lahan persemaian yang sudah dioLah dan
diairi. SeteLah tumbuh maka bisa Langsung dipindah ke ke poLybag ataupun
menunggu cukup besar untuk Langsung dipindah ke Lahan produksi..
b. Persiapan Lahan
Persiapan lahan dilakukan dengan pembajakan tanah secara membujur
dan meLintang. Tanah dicampur pupuk dasar berupa pupuk kandang, Lahan diLarik
dengan jarak antar Larik 1,5 m.
c. Penanaman
Untuk Lahan yang Langsung dari biji makan penanaman diLakukan dengan
ditugaL tiap Lubang tanam diisi 2-3 biji. Sedangkan untuk penanaman bibit yang
telah disemaikan di polybag maka setiap Lubang tanam diisi dengan 1-2 bibit.
d. Pemupukan
Pemupukan pada Lahan sebelum tanam dengan pupuk kandang, sedangkan pada umur 3 dan 7-8 minggu seteLah tanam dipupuk Urea sebanyak 30-40 gram tiap tanaman.
e. Hama dan
Penyakit
Hama dan penyakit yang paling banyak menyerang roseLLe adaLah hama
kutu daun dan penyakit Phytopthora. Penanganannya adaLah dengan penyemprotan
obat anti kutu ataupun berbagai jenis pestisida yang dijuaL bebas di toko-toko
pertanian.
f. Pemeliharaan
Selama pertumbuhan tanaman perLu diwaspadi keberadaan guLma yang
akan berdampak negatif, oLeh karena itu diLakukan penyiangan dengan frekuensi
sesuai kondisi Lahan.
g. Panen
Tanaman roseLLe mulai menghasiLkan bunga pada umur 120
hari dan dapat dipanen secara terus-menerus daLam jangka waktu 3 buLan sebeLum
akhirnya diganti dengan bibit baru. Per batang tanaman roseLLe dapat
menghasilkan 1,5 kg bunga basah. Pemanenan menggunakan gunting untuk memotong
tangkai bunga, kemudian diLakukan pemisahan biji. Untuk rendemennya daLam
bentuk kering 10% sesudah dijemur di bawah terik matahari seLama 3-5 hari, yang
akhrinya siap digunakan konsumsi pribadi ataupun dikemas untuk tujuan
komersiaL.
h. Produksi
Produksi tanaman roseLLe daLam keadaan normaL setiap hektar mampu
menghasiLkan 2-3 ton keLopak bunga segar tanpa biji atau setara dengan 200-375
kg keLopak bunga kering.
Kandungan gizi keLopak bunga segar tiap 100 gram adaLah sebagai berikut:
- Protein 1,145 gr
- Lemak 2,61 gr
- Serat 12 gr
- KaLsium 1,263 gr
- Fosfor 273.2 mg
- Zat besi 8,98 mg
- MaLic Acid 3,31 %
- Fruktosa 0,82 %
- Sukrosa 0,24 %
- Karotin 0,029 %
- Tiamin 0,117 mg
- Niasin 3,765 mg
- Vitamin C 244,4 mg
Kandungan gizi keLopak bunga segar tiap 100 gram adaLah sebagai berikut:
- Protein 1,145 gr
- Lemak 2,61 gr
- Serat 12 gr
- KaLsium 1,263 gr
- Fosfor 273.2 mg
- Zat besi 8,98 mg
- MaLic Acid 3,31 %
- Fruktosa 0,82 %
- Sukrosa 0,24 %
- Karotin 0,029 %
- Tiamin 0,117 mg
- Niasin 3,765 mg
- Vitamin C 244,4 mg
3.Manfaat Rosella
Khasiat rosela antara lain untuk menurunkan asam urat, Hipertensi,
Diabetes mellitus, memperbaiki metabolisme tubuh,
melangsingkan Tubuh, menghambat sel kanker, mencegah sariawan dan
panas dalam, menambah vitalitas, meredakan batuk, mencegah flu, antioksidan,
antihipertensi, antikanker, antidepresi, antibiotik,
aprodisiak, diuretik (peluruh kencing), sedatif, tonik, dan menurunkan absorpsi
alkohol.
Pemanfaatan kelopak bunga Rosela sudah dikenal dan
diteliti baik oleh pakar kesehatan modern maupun pakar kesehatan tradisional di
berbagai negara di dunia. Kelopak bunga tersebut diketahui mengandung zat-zat
penting yang diperlukan oleh tubuh, seperti vitamin C, vitamin A,
protein esensial, kalsium,
dan 18 jenis asam amino, termasuk arginina dan
legnin yang berperan dalam proses peremajaan sel tubuh.
Secara tradisional, ekstrak kelopak rosela berkhasiat
sebagai antibiotik,
aprodisiak (meningkatkan gairah seksual), diuretik (melancarkan buang air
kecil), pelarut, sedativ (penenang), dan tonik. Sebuah penelitian yang dilakukan
ilmuwan Chung San Medical University di Taiwan, Chau-Jong
Wang, konsumsi rosela digunakan sebagai salah satu cara baru untuk mengurangi
risiko penyakit jantung. Flora ini terbukti secara klinis mampu mengurangi
jumlah plak yang menempel pada dinding pembuluh darah. Tidak hanya itu, rosela
juga memiliki potensi untuk mengurangi kadar kolesterol jahat yang disebut LDL dan lemak dalam tubuh.
Hal ini menunjukkan bahwa rosela juga bermanfaat terhadap penurunan tekanan
darah pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi), membantu program diet
bagi penderita kegemukan (obesitas), melancarkan peredaran darah, menurunkan demam
umum, melancarkan dahak bagi batuk berdahak, dan dapat dimanfaatkan untuk
melancarkan buang air besar.
Ditinjau menurut sudut pandang medis modern
(kedokteran), mengonsumsi olahan kelopak bunga rosela secara teratur
menunjukkan kesetaraan hasil dengan pengobatan modern (farmakologis) pada
beberapa penyakit berikut ini:
1.Sebagai Terapi Hipertensi
Pemberian ekstrak
kelopak rosela yang mengandung 9,6 miligram anthocyanin setiap hari
selama 4 minggu, mampu menurunkan tekanan darah yang hampir sama dengan
pemberian captopril 50 mg/hari. Rosela terstandar tersebut dibuat dari
10 gram kelopak kering dan 0,52 liter air (Herrera-Arellano, 2004).
Terdapat penurunan tekanan darah sistolik sebesar 11,2 % dan tekanan
diastolik sebesar 10,7% setelah diberi terapi teh rosela selama 12 hari pada 31
penderita hipertensi
sedang (Haji Faraji, 1999).
2. Asam Urat dan Kesehatan Ginjal
Tingginya kadar asam urat, kalsium dan natrium dalam
darah secara mekanisme normal tubuh akan dikurangi dengan membuang kelebihan
unsur tersebut melalui ginjal. Jika kondisi demikian dibiarkan berlangsung lama akan
memberatkan kerja ginjal sebagai penyaring darah dalam tubuh. Kondisi ini dapat
memicu kesakitan pada ginjal. Dengan mengonsumsi rosela, ditemukan penurunan kreatinin, asam urat, sitrat,
tartrat, kalsium,
natrium, dan fosfat dalam urin
pada 36 pria yang mengonsumsi jus rosela sebanyak 16-24 g/dl/hari (Kirdpon,
1994).
3.Khasiat Lebih jauh
Rosela diketahui
memiliki kandungan senyawa fenolik yang berfungsi sebagai antioksidan
sebanyak 23,10 mg dalam setiap gram bobot kering kelopak rosela. Sejumlah antioksidan
yang dikandung rosela tersebut memiliki aktivitas 4 kali lebih tinggi dibanding
bubuk kumis kucing. Penelitian yang dilakukan oleh Ir Didah Nur Faridah MSi,
periset Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor,
menunjukkan bahwa kandungan antioksidan yang dimiliki oleh kelopak rosela terdiri
atas senyawa gossipetin, antosianin, dan glukosida hibiscin yang mampu
memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit degeneratif (akibat proses
penuaan) seperti jantung koroner, kanker, diabetes melitus, dan katarak.
Peneliti Faculty
of Agriculture, Kagoshima University, De-Xing Hou menemukan adanya
kandungan delphinidin 3-sambubioside dan cyanidin 3-sambubioside,
antosianin pada rosela yang ampuh mengatasi kanker darah alias leukeimia. Cara
kerjanya adalah dengan menghambat terjadinya kehilangan membran mitokondrial
dan pelepasan sitokrom dari mitokondria ke sitosol. Jika molekul mengandung
elektron seperti guanin DNA terserang, kesalahan replikasi DNA mudah terjadi.
Kerusakan DNA memicu
oksidasi LDL, kolesterol, dan lipid yang berujung pada penyakit ganas
seperti kanker dan jantung koroner. Namun, antioksidan yang dikandung rosela
meredam aksi radikal bebas yang menyerang molekul tubuh yang mengandung
elektron. Secara singkat, adanya mekanisme tersebut menjelaskan bagaimana antioksidan
yang terdapat dalam kelopak rosela menghambat pertumbuhan sel kanker dan
kejadian penyakit jantung koroner.
Selain hal-hal
yang dikemukakan di atas, rosela juga terbukti dapat menurunkan kadar
trigliserida dan LDL-kolesterol dalam darah. Penelitian terhadap efek kerabat
bunga sepatu itu terhadap kegemukan juga dilakukan oleh Sayago-Ayerdi SG dari Department
of Nutrition, Universidad Complutense de Madrid, Spanyol. Menurut Sayago
rosela mengandung 33,9% serat larut yang membantu meluruhkan lemak. Kendati
demikian,kadar keasaman (pH) seduhan rosela mencapai 3,14 sehingga perlu
diwaspadai reaksi lambung untuk pengidap maag, karena
kemungkinan memiliki efek merugikan.
4. Pengolahan dan Pemanfaatan
Minuman yang
terbuat dari bunga rosela
Kesalahan dalam
pengolahan dan penyimpanan akan berpengaruh terhadap efektifitas kandungan zat
dalam rosela. Tentu saja hal tersebut mampu menurunkan kemanfaatan terhadap
tubuh dan efek dari mengonsumsi rosela seperti yang kita harapkan tidak muncul.
Kerusakan yang berdampak pada hilangnya manfaat kandungan zat aktif dalam
rosela sebenarnya sangat mudah untuk dikenali. Rosela yang telah hilang kemanfaatannya
dikenali melalui warna dari seduhan kelopak rosela. Tidak adanya warna merah
anggur khas rosela dalam seduhannya menunjukkan antosianin
(zat aktif dalam rosela, red.) telah terdegradasi dan khasiatnya pun sudah
tidak ada lagi. Hal ini terjadi pada hasil olahan rosela yang berbentuk sirup
dalam botol kaca bening yang terkena sinar matahari langsung.
1.Teh
Untuk mendapatkan
khasiat terbaik dalam kelopak rosela sebenarnya tidak sulit. Untuk mendapatkan
teh rosela, bunga yang sudah dipetik, dijemur di bawah terik matahari selama
1-2 hari agar memudahkan pemisahan lidah kelopak dengan bijinya. Kemudian cuci
air bersih dan jemur kembali selama 3-5 hari. Remas kelopaknya, jika mudah menjadi
bubuk artinya kadar air telah mencapai 4-5%. Seduh 2-3 g teh rosela dengan air
mendidih hingga larut dan air berubah menjadi kemerahan. Untuk diet, penderita
batuk, atau diabetes gunakan gula rendah kalori seperti gula jagung. Atau
setelah dipisahkan dari bijinya, bunga segar rosela yang telah dicuci dapat
langsung diseduh dengan air panas.
Di Afrika, khususnya
di Sahel, rosela
umumnya digunakan untuk membuat teh manis herbal yang biasa dijual di jalanan.
Bunga-bunga kering dapat ditemukan di pasar-pasar setempat. Teh Rosella juga
cukup mudah dijumpai di Italia, di mana tanaman ini menyebar pada dekade pertama abad
ke-20 sebagai produk khas dari koloni Italia. Di Trinidad dan Tobago di mana banyak diproduksi
bir, di sini memproduksi Shandy Sorrel yaitu minuman teh dikombinasikan
dengan bir.
Di Thailand,
Rosella diminum sebagai teh, diyakini juga mengurangi kolesterol. Hal ini juga
dapat dibuat menjadi anggur, rosella biasanya ditemukan dalam teh herbal yang
dijual di pasaran, khususnya teh yang diiklankan sebagai berry-flavored,
karena rosella bisa memberikan warna merah cerah untuk makanan dan minuman.
2. Selai
Di Afrika, rosela
dijadikan selai atau jeli. Itu diperoleh dari serat yang terkandung dalam
kelopak rosela. Rosela juga bisa dibuat salad buah yang dimakan mentah. Dapat
juga dikonsumsi dengan kacang tumbuk atau direbus sebagai pengisi kue sesudah dimasak
dengan gula. Kerap bisap-sebutan rosela di Senegal
disuguhkan sebagai minuman tradisional saat natal. Caranya, kelopak rosela
dicampur irisan jahe dan gula lalu ditaruh pada teko tembikar. Setelah itu
dididihkan dan diamkan semalam. Disajikan dengan menambahkan es dan rum, ‘Jus’
itu berasa, beraroma, dan berwarna mirip minuman anggur.
3.Sayuran
Dalam masakan Andhra, cannabinus Hibiscus
atau rosella disebut dengan nama Gongura yang secara luas digunakan
sebagai masakan. Daun rosella diolah dengan cara dikukus bersama dengan lentil [3] dan
dikonsumsi sebagai Dal [4] atau
bubur. Masakan
tersebut juga dicampur dengan rempah-rempah
dan dibuat menjadi Pacchadi.
4.Obat
Banyak bagian dari
tanaman juga diklaim memiliki nilai herbal dalam hal obat-obatan. Mereka telah
digunakan untuk tujuan pengobatan seperti Meksiko melalui Afrika, dan juga dari
India hingga menyebar ke Thailand. Rosella dikaitkan dengan obat tradisional
dan dipercaya bisa mengobati beberapa penyakit seperti hipertensi
dan infeksi saluran kemih.
5.Fitokimia (senyawa pada tumbuhan)
Tanaman ini
mengandung antosianin,
asam protosatekuat, asam
askorbat, ekstrak saliks,[5] glikosida cardiac, flavonoid, saponin, alkaloid, sardenoleda,[6] anthocyanins
delphinidin-3-O-sambubioside, cyanidin-3-O-sambubioside,[7]
Rosella kering mengandung flavonoid gossypetin, hibiscetine dan sabdaretine.
Pigmen utama yang sebelumnya dilaporkan sebagai hibiscin telah
diidentifikasi sebagai daphniphylline. Sejumlah kecil myrtillin (delphinidin
3-monoglucoside), Chrysanthenin (cyanidin 3-monoglucoside),
dan delphinidin juga terdapat pada tanaman ini.
Rosela,rosella, asam paya, asam kumbang dan asam
susur atau Hisbiscus sabdariffa, adalah spesies bunga
yang berasal dari benua Afrika. Mulanya bunga yang juga cantik untuk dijadikan
penghias halaman rumah itu diseduh sebagai minuman hangat di musim dingin dan
minuman dingin di musim panas. Di negeri asalnya, Afrika, rosela
dijadikan selai atau jeli. Itu diperoleh dari serat yang terkandung dalam
kelopak rosela, sementara di Jamaika, dibuat salad buah yang dimakan mentah. Ada kalanya
juga dimakan dengan kacang tumbuk atau direbus sebagai pengisi kue sesudah
dimasak dengan gula. Di Mesir, rosela diminum dingin pada musim panas dan
diminum panas saat musim dingin. Di Sudan, menjadi minuman keseharian dengan
campuran garam, merica, dan tetes tebu. Minuman itu juga menghilangkan efek
mabuk dan mencegah batuk. Tak jarang, rosela juga dimanfaatkan untuk diet,
penderita batuk, atau diabetes gunakan gula rendah kalori seperti gula jagung.
Selain itu, bubuk biji bunga rosela juga dapat dijadikan campuran minuman kopi.
Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan nama rosela
atau rosella sedangkan di Australia, rosela ini dikenal sebagai rosella atau
buah rosella (rosella fruit). Di belahan dunia lain rosela dikenal
dengan cannabinus hibiscus juga dikenal sebagai meśta / meshta
di India , Tengamora
di Assam, Gongura
dalam bahasa Telugu, Pundi di Kannada, LalChatni
atau Kutrum di Mithila, Mathipuli di Kerala, dagu
baung di Myanmar,
krajeab (กระเจี๊ยบ) di Thailand, bissap
di Senegal, Guinea
Bissau, Mali, Burkina
Faso, Ghana, Benin, Niger, Kongo dan Perancis, dah
atau dah bleni di bagian lain dari Mali , wonjo di Gambia, zobo
di barat Nigeria,
Zoborodo di Nigeria Utara, Chaye-Torosh di Iran, karkade (كركديه) oleh bangsa Arab seperti di Mesir, Arab Saudi,
dan Sudan, omutete
di Namibia, sorrel
di Karibia dan
di Amerika
Latin, Flor de Jamaica di Meksiko, Saril
di Panama, rosela,
rosella, roselle, asam paya atau asam susur di Malaysia. Bangsa
Cina menyebutnya dengan 洛神花 (Luo Shen Hua).
Di Zambia dalam
bahasa ciBemba tanaman disebut lumanda,
katolo dalam bahasa kiKaonde, atau Wusi dalam
bahasa chiLunda
a. Persemaian
SebeLum disemaikan, biji direndam seLama satu hari satu
malam LaLu dipilih yang tenggeLam dengan bentuk butiran - butiran yang baik.
Biji dapat Langsung disemaikan pada Lahan persemaian yang sudah dioLah dan
diairi. SeteLah tumbuh maka bisa Langsung dipindah ke ke poLybag ataupun
menunggu cukup besar untuk Langsung dipindah ke Lahan produksi..
b. Persiapan Lahan
Persiapan lahan dilakukan dengan pembajakan tanah secara membujur
dan meLintang. Tanah dicampur pupuk dasar berupa pupuk kandang, Lahan diLarik
dengan jarak antar Larik 1,5 m.
c. Penanaman
Untuk Lahan yang Langsung dari biji makan penanaman diLakukan dengan
ditugaL tiap Lubang tanam diisi 2-3 biji. Sedangkan untuk penanaman bibit yang
telah disemaikan di polybag maka setiap Lubang tanam diisi dengan 1-2 bibit.
d. Pemupukan
Pemupukan pada Lahan sebelum tanam dengan pupuk kandang, sedangkan pada umur 3 dan 7-8 minggu seteLah tanam dipupuk Urea sebanyak 30-40 gram tiap tanaman.
e. Hama dan
Penyakit
Hama dan penyakit yang paling banyak menyerang roseLLe adaLah hama
kutu daun dan penyakit Phytopthora. Penanganannya adaLah dengan penyemprotan
obat anti kutu ataupun berbagai jenis pestisida yang dijuaL bebas di toko-toko
pertanian.
f. Pemeliharaan
Selama pertumbuhan tanaman perLu diwaspadi keberadaan guLma yang
akan berdampak negatif, oLeh karena itu diLakukan penyiangan dengan frekuensi
sesuai kondisi Lahan.
g. Panen
Tanaman roseLLe mulai menghasiLkan bunga pada umur 120
hari dan dapat dipanen secara terus-menerus daLam jangka waktu 3 buLan sebeLum
akhirnya diganti dengan bibit baru. Per batang tanaman roseLLe dapat
menghasilkan 1,5 kg bunga basah. Pemanenan menggunakan gunting untuk memotong
tangkai bunga, kemudian diLakukan pemisahan biji. Untuk rendemennya daLam
bentuk kering 10% sesudah dijemur di bawah terik matahari seLama 3-5 hari, yang
akhrinya siap digunakan konsumsi pribadi ataupun dikemas untuk tujuan
komersiaL.
h. Produksi
Produksi tanaman roseLLe daLam keadaan normaL setiap hektar mampu
menghasiLkan 2-3 ton keLopak bunga segar tanpa biji atau setara dengan 200-375
kg keLopak bunga kering.
Kandungan gizi keLopak bunga segar tiap 100 gram adaLah sebagai berikut:
- Protein 1,145 gr
- Lemak 2,61 gr
- Serat 12 gr
- KaLsium 1,263 gr
- Fosfor 273.2 mg
- Zat besi 8,98 mg
- MaLic Acid 3,31 %
- Fruktosa 0,82 %
- Sukrosa 0,24 %
- Karotin 0,029 %
- Tiamin 0,117 mg
- Niasin 3,765 mg
- Vitamin C 244,4 mg
Kandungan gizi keLopak bunga segar tiap 100 gram adaLah sebagai berikut:
- Protein 1,145 gr
- Lemak 2,61 gr
- Serat 12 gr
- KaLsium 1,263 gr
- Fosfor 273.2 mg
- Zat besi 8,98 mg
- MaLic Acid 3,31 %
- Fruktosa 0,82 %
- Sukrosa 0,24 %
- Karotin 0,029 %
- Tiamin 0,117 mg
- Niasin 3,765 mg
- Vitamin C 244,4 mg
3.Manfaat Rosella
Khasiat rosela antara lain untuk menurunkan asam urat, Hipertensi,
Diabetes mellitus, memperbaiki metabolisme tubuh,
melangsingkan Tubuh, menghambat sel kanker, mencegah sariawan dan
panas dalam, menambah vitalitas, meredakan batuk, mencegah flu, antioksidan,
antihipertensi, antikanker, antidepresi, antibiotik,
aprodisiak, diuretik (peluruh kencing), sedatif, tonik, dan menurunkan absorpsi
alkohol.
Pemanfaatan kelopak bunga Rosela sudah dikenal dan
diteliti baik oleh pakar kesehatan modern maupun pakar kesehatan tradisional di
berbagai negara di dunia. Kelopak bunga tersebut diketahui mengandung zat-zat
penting yang diperlukan oleh tubuh, seperti vitamin C, vitamin A,
protein esensial, kalsium,
dan 18 jenis asam amino, termasuk arginina dan
legnin yang berperan dalam proses peremajaan sel tubuh.
Secara tradisional, ekstrak kelopak rosela berkhasiat
sebagai antibiotik,
aprodisiak (meningkatkan gairah seksual), diuretik (melancarkan buang air
kecil), pelarut, sedativ (penenang), dan tonik. Sebuah penelitian yang
dilakukan ilmuwan Chung San Medical University di Taiwan, Chau-Jong
Wang, konsumsi rosela digunakan sebagai salah satu cara baru untuk mengurangi
risiko penyakit jantung. Flora ini terbukti secara klinis mampu mengurangi
jumlah plak yang menempel pada dinding pembuluh darah. Tidak hanya itu, rosela
juga memiliki potensi untuk mengurangi kadar kolesterol jahat yang disebut LDL dan lemak dalam tubuh.
Hal ini menunjukkan bahwa rosela juga bermanfaat terhadap penurunan tekanan
darah pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi), membantu program diet
bagi penderita kegemukan (obesitas), melancarkan peredaran darah, menurunkan demam
umum, melancarkan dahak bagi batuk berdahak, dan dapat dimanfaatkan untuk
melancarkan buang air besar.
Ditinjau menurut sudut pandang medis modern
(kedokteran), mengonsumsi olahan kelopak bunga rosela secara teratur
menunjukkan kesetaraan hasil dengan pengobatan modern (farmakologis) pada
beberapa penyakit berikut ini:
1.Sebagai Terapi Hipertensi
Pemberian ekstrak
kelopak rosela yang mengandung 9,6 miligram anthocyanin setiap hari
selama 4 minggu, mampu menurunkan tekanan darah yang hampir sama dengan
pemberian captopril 50 mg/hari. Rosela terstandar tersebut dibuat dari
10 gram kelopak kering dan 0,52 liter air (Herrera-Arellano, 2004).
Terdapat penurunan tekanan darah sistolik sebesar 11,2 % dan tekanan
diastolik sebesar 10,7% setelah diberi terapi teh rosela selama 12 hari pada 31
penderita hipertensi
sedang (Haji Faraji, 1999).
2. Asam Urat dan Kesehatan Ginjal
Tingginya kadar asam urat, kalsium dan natrium dalam
darah secara mekanisme normal tubuh akan dikurangi dengan membuang kelebihan
unsur tersebut melalui ginjal. Jika kondisi demikian dibiarkan berlangsung lama akan
memberatkan kerja ginjal sebagai penyaring darah dalam tubuh. Kondisi ini dapat
memicu kesakitan pada ginjal. Dengan mengonsumsi rosela, ditemukan penurunan kreatinin, asam urat, sitrat,
tartrat, kalsium,
natrium, dan fosfat dalam urin
pada 36 pria yang mengonsumsi jus rosela sebanyak 16-24 g/dl/hari (Kirdpon,
1994).
3.Khasiat Lebih jauh
Rosela diketahui
memiliki kandungan senyawa fenolik yang berfungsi sebagai antioksidan
sebanyak 23,10 mg dalam setiap gram bobot kering kelopak rosela. Sejumlah antioksidan
yang dikandung rosela tersebut memiliki aktivitas 4 kali lebih tinggi dibanding
bubuk kumis kucing. Penelitian yang dilakukan oleh Ir Didah Nur Faridah MSi,
periset Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor,
menunjukkan bahwa kandungan antioksidan yang dimiliki oleh kelopak rosela terdiri
atas senyawa gossipetin, antosianin, dan glukosida hibiscin yang mampu
memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit degeneratif (akibat proses
penuaan) seperti jantung koroner, kanker, diabetes melitus, dan katarak.
Peneliti Faculty
of Agriculture, Kagoshima University, De-Xing Hou menemukan adanya
kandungan delphinidin 3-sambubioside dan cyanidin 3-sambubioside,
antosianin pada rosela yang ampuh mengatasi kanker darah alias leukeimia. Cara
kerjanya adalah dengan menghambat terjadinya kehilangan membran mitokondrial
dan pelepasan sitokrom dari mitokondria ke sitosol. Jika molekul mengandung
elektron seperti guanin DNA terserang, kesalahan replikasi DNA mudah terjadi.
Kerusakan DNA memicu
oksidasi LDL, kolesterol, dan lipid yang berujung pada penyakit ganas
seperti kanker dan jantung koroner. Namun, antioksidan yang dikandung rosela
meredam aksi radikal bebas yang menyerang molekul tubuh yang mengandung
elektron. Secara singkat, adanya mekanisme tersebut menjelaskan bagaimana antioksidan
yang terdapat dalam kelopak rosela menghambat pertumbuhan sel kanker dan
kejadian penyakit jantung koroner.
Selain hal-hal
yang dikemukakan di atas, rosela juga terbukti dapat menurunkan kadar
trigliserida dan LDL-kolesterol dalam darah. Penelitian terhadap efek kerabat
bunga sepatu itu terhadap kegemukan juga dilakukan oleh Sayago-Ayerdi SG dari Department
of Nutrition, Universidad Complutense de Madrid, Spanyol. Menurut Sayago
rosela mengandung 33,9% serat larut yang membantu meluruhkan lemak. Kendati
demikian,kadar keasaman (pH) seduhan rosela mencapai 3,14 sehingga perlu
diwaspadai reaksi lambung untuk pengidap maag, karena
kemungkinan memiliki efek merugikan.
4. Pengolahan dan Pemanfaatan
Minuman yang
terbuat dari bunga rosela
Kesalahan dalam
pengolahan dan penyimpanan akan berpengaruh terhadap efektifitas kandungan zat
dalam rosela. Tentu saja hal tersebut mampu menurunkan kemanfaatan terhadap
tubuh dan efek dari mengonsumsi rosela seperti yang kita harapkan tidak muncul.
Kerusakan yang berdampak pada hilangnya manfaat kandungan zat aktif dalam
rosela sebenarnya sangat mudah untuk dikenali. Rosela yang telah hilang
kemanfaatannya dikenali melalui warna dari seduhan kelopak rosela. Tidak adanya
warna merah anggur khas rosela dalam seduhannya menunjukkan antosianin
(zat aktif dalam rosela, red.) telah terdegradasi dan khasiatnya pun sudah
tidak ada lagi. Hal ini terjadi pada hasil olahan rosela yang berbentuk sirup
dalam botol kaca bening yang terkena sinar matahari langsung.
1.Teh
Untuk mendapatkan
khasiat terbaik dalam kelopak rosela sebenarnya tidak sulit. Untuk mendapatkan
teh rosela, bunga yang sudah dipetik, dijemur di bawah terik matahari selama
1-2 hari agar memudahkan pemisahan lidah kelopak dengan bijinya. Kemudian cuci
air bersih dan jemur kembali selama 3-5 hari. Remas kelopaknya, jika mudah
menjadi bubuk artinya kadar air telah mencapai 4-5%. Seduh 2-3 g teh rosela dengan
air mendidih hingga larut dan air berubah menjadi kemerahan. Untuk diet,
penderita batuk, atau diabetes gunakan gula rendah kalori seperti gula jagung.
Atau setelah dipisahkan dari bijinya, bunga segar rosela yang telah dicuci
dapat langsung diseduh dengan air panas.
Di Afrika, khususnya
di Sahel, rosela
umumnya digunakan untuk membuat teh manis herbal yang biasa dijual di jalanan.
Bunga-bunga kering dapat ditemukan di pasar-pasar setempat. Teh Rosella juga
cukup mudah dijumpai di Italia, di mana tanaman ini menyebar pada dekade pertama abad
ke-20 sebagai produk khas dari koloni Italia. Di Trinidad dan Tobago di mana banyak diproduksi
bir, di sini memproduksi Shandy Sorrel yaitu minuman teh dikombinasikan
dengan bir.
Di Thailand,
Rosella diminum sebagai teh, diyakini juga mengurangi kolesterol. Hal ini juga
dapat dibuat menjadi anggur, rosella biasanya ditemukan dalam teh herbal yang
dijual di pasaran, khususnya teh yang diiklankan sebagai berry-flavored,
karena rosella bisa memberikan warna merah cerah untuk makanan dan minuman.
2. Selai
Di Afrika, rosela
dijadikan selai atau jeli. Itu diperoleh dari serat yang terkandung dalam
kelopak rosela. Rosela juga bisa dibuat salad buah yang dimakan mentah. Dapat
juga dikonsumsi dengan kacang tumbuk atau direbus sebagai pengisi kue sesudah
dimasak dengan gula. Kerap bisap-sebutan rosela di Senegal
disuguhkan sebagai minuman tradisional saat natal. Caranya, kelopak rosela
dicampur irisan jahe dan gula lalu ditaruh pada teko tembikar. Setelah itu
dididihkan dan diamkan semalam. Disajikan dengan menambahkan es dan rum, ‘Jus’
itu berasa, beraroma, dan berwarna mirip minuman anggur.
3.Sayuran
Dalam masakan Andhra, cannabinus Hibiscus
atau rosella disebut dengan nama Gongura yang secara luas digunakan
sebagai masakan. Daun rosella diolah dengan cara dikukus bersama dengan lentil [3] dan
dikonsumsi sebagai Dal [4] atau
bubur. Masakan
tersebut juga dicampur dengan rempah-rempah
dan dibuat menjadi Pacchadi.
4.Obat
Banyak bagian dari
tanaman juga diklaim memiliki nilai herbal dalam hal obat-obatan. Mereka telah
digunakan untuk tujuan pengobatan seperti Meksiko melalui Afrika, dan juga dari
India hingga menyebar ke Thailand. Rosella dikaitkan dengan obat tradisional
dan dipercaya bisa mengobati beberapa penyakit seperti hipertensi
dan infeksi saluran kemih.
5.Fitokimia (senyawa pada tumbuhan)
Tanaman ini
mengandung antosianin,
asam protosatekuat, asam
askorbat, ekstrak saliks,[5] glikosida cardiac, flavonoid, saponin, alkaloid, sardenoleda,[6] anthocyanins
delphinidin-3-O-sambubioside, cyanidin-3-O-sambubioside,[7]
Rosella kering mengandung flavonoid gossypetin, hibiscetine dan sabdaretine.
Pigmen utama yang sebelumnya dilaporkan sebagai hibiscin telah
diidentifikasi sebagai daphniphylline. Sejumlah kecil myrtillin (delphinidin
3-monoglucoside), Chrysanthenin (cyanidin 3-monoglucoside),
dan delphinidin juga terdapat pada tanaman ini.